Dia Yang Mengacaukan Jadwalku Dua Hari Belakangan Ini

Ponsel HP ku tetiba berdering, ada pesan dari nomor baru. Enggak tau siapa tapi ada foto dalam profilnya. Dengan ragu aku membukanya.

P
Kenal kan
Kenalah pasti.

—- Kamu siapa?

Ada fotonya kan di profil

—- Enggak jelas gambarnya!

Teliti

Ahhh, ternyata dari dia yang sudah hampir lima bulan tak ada kabar dan tak pernah menghubungi. Ya, selalu dia yang menghubungi aku, aku gak pernah bisa hubungi dia lantaran nomor hp yang random dan selalu berubah. Dia yang datang dan pergi sesuka hati tanpa permisi. Tetiba mengabari ku kalau dirinya sedang kacau. Enggak heran, setiap awal tahun sudah bisa ku pastikan dia akan menghubungi ku entah untuk kabar apa. Tabiatnya selalu terbaca oleh ku sejak lima tahun aku kenal dia. Kemudian dia akan menghilang lagi untuk waktu yang ga bisa kuduga. Kembali lagi di awal tahun nanti itu pasti.

Kabar duka datang dari dia, awal tahun lalu dia mengabariku kalau Ayah nya meninggal karena serangan jantung dan awal tahun ini dia menghubungiku karena Ibu nya meninggal tiba-tiba tanpa diketahui sakit apa. Aku berada jauh dari dia, ga pernah ketemu. Berteman akrab tapi tak pernah bertemu. Selain karena beda kota, kami hanya teman di dunia maya yang gak akan pernah jadi nyata. Kapan nanti aku ceritakan tentang pertama kali kenal dia jika suasana hatiku sedang membaik.

Dia yang mengacaukan jadwalku dua hari ini. Bagaimana tidak, selama dua hari ini dia terus menerus menghubungi ku lewat pesan-pesan yang panjang dan tidak mau disela. Biasanya aku akan menelfon atau dia yang menelfon supaya urusan lebih cepat selesai, tapi tidak kali ini. Dia enggak mau telfonan. Tabiat dia yang ngeselin memang enggak membuatku heran, keras kepala dan egois. Bukan karena kasihan lantaran dia baru kehilangan Ibunda tercinta, namun karena aku juga rindu. Ya rindu berbincang tentang suatu hal yang berbobot dan itu hanya terjadi saat dia menghubungiku. Ku pikir kali ini kami akan membahas tentang persoalan yang sedang marak di teve atau ramai diberitakan surat kabar dan media sosial. Namun ternyata permasalahan yang dibawanya kali ini berasal dari dirinya sendiri. Aku sebenarnya enggan menanggapi tapi karena dia temanku dan aku sedang rindu dengan dia jadi ya kucoba bersabar hanya untuk beberapa waktu saja akan selesai, enggak kurang dari dua jam pikirku kemudian. Ahh, namun ternyata aku salah, pembicaraan itu enggak selesai dalam dua hari ini. Rasanya udah mau aku telfon saja untuk bicara karena lelah ngetik pesan. Bahkan aku bilang ke dia, kalau dekat sudah kusambangin rumahnya.

Dia merasa aneh dengan dirinya dan aku diminta untuk membantunya, dia mencoba menjelaskan apa yang terjadi dengan dirinya.

“Aku gak bisa berpikir, otak ku ingin lari, berteriak dan hancurkan semua yang aku lihat.”

“Kamu tau aku kan, aku orang yang bisa berpikir tapi kenapa aku ga bisa mikir, heran loh aku.”

“Apa aku sudah gila, iya mungkin aku sudah gila.”

Pesan yang dia kirim terlihat mencoba untuk menjelaskan apa yang terjadi dalam dirinya. Aku bilang sama dia,

“kamu harus tenang dan mencoba menerima keadaan. Aku tau gimana rasa kehilangan toh aku sudah lebih dulu mengalaminya.”

Aku coba menasehati, meski dalam hati sambil merutuki supaya ini segera berakhir. Tentu saja karena aku harus melakukan banyak hal yang lain. Aku memang rindu tapi aku tak punya banyak waktu disela kesibukanku. Walau pada akhirnya aku memutuskan untuk merelakan waktu lebih banyak untuk dia, dan membuay beberapa pekerjaanku terbengkelai begitu saja.

Aneh rasanya, dia terus menghubungiku tapi lebih aneh aku merasa suka diganggu sama dia. Bahkan rela mengerjakan banyak hal beruntun dan mengurangi waktu istirahatku. Padahal kami ga pernah bertemu dan sudah lima tahun. Hanya berteman namun entah mengapa aku merasa dia selalu ada di waktu yang tak terduga dan tepat. Sahabat yang datang dan pergi sesuka hati tanpa bisa aku temui bahkan untuk sekadar menghubungi. Dia egois tapi aku bisa menerimanya. Enggak bisa aku ingkari pula, kalau dia yang mengajariku banyak hal. Membaca, menulis, bernyanyi dan lainnya, kapan nanti aku akan ceritakan kalau aku ingin bercerita lebih banyak tentang dia. Dia yang mengacaukan jadwalku dua hari belakangan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.