Sumber : Buku Saku Seri 2 Gerakan Nasional Revolusi Mental
Dalam konteks Indonesia, istilah Revolusi Mental pertama kali dicetuskan Presiden RI pertama Soekarno dalam pidato kenegaraan memperingati proklamasi kemerdakaan, tanggal 17 Agustus 1957. Revolusi mental ala Soekarno adalah semacam Gerakan Hidup baru untuk mengembangkan manusia Indonesia menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat Elang Rajawali dan berjiwa Api.
Semangar Revolusi mental ini juga kemudian menjadi dasar bagi Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1964 untuk memperkenalkan gagasan Trisakti, yaitu :
1. Indonesia berdaulat dalam politik
2. Indonesia berdikari dalam ekonomi
3. Indonesia berkepribadian dalam kebudayaan
Gagasan Revolusi Mental ini kemudian digaungkan kembali oleh Presiden ke 7 Republik Indonesia Joko Widodo pada tahun 2014. Presiden Indonesia Joko Widodo menyerukan untuk memulai sebuah Gerakan Nasional Revolusi Mental untuk mengubah kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru demi mewujudkan Indonesia yang berdaulat, berdikari dan berkepribadian.
Mengapa Indonesia memerlukan Revolusi Mental ?
1. Kita sudah terlalu lama membiarkan praktik-praktik dalam berbangsa dan bernegara dilakukan dengan cara-cara tidak jujur, tidak memegang etika dan moral, tidak bertanggungjawab,tidak dapat diandalkan, dan tidak bisa dipercaya. Dengan kata lain sebagai bangsa kita kehilangan nilai-nilai Integritas.
2. Dalam bidang perekonomian kita tertinggal jauh dari negara-negara lain, karena kita kehilangan etos kerja keras, daya juang, daya saing, semangat mandiri, kreatifitas dan semangat inovatif.
3. Sebagai bangsa kita krisis Identitas, karakter kuat bangsa Indonesia sebagai Bangsa yang mempunyai semangat Gotong Royong, saling bekerja-sama demi kemajuan Bangsa meluntur. Kita harus mengembalikan karakter Bangsa Indonesia ke watak luhurnya,yaitu Gotong Royong.
Apa itu Revolusi Mental :
1. Adalah gerakan nasional untuk mengubah cara pandang, pola pikir, sikap-sikap nilai-nilai, dan perilaku bangsa Indonesia untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, berdikari dan berkepribadian.
2. Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai Gerakan Hidup Baru Bangsa Indonesia
3. Bertumpu pada tiga nilai-nilai dasar. Integritas, Etos Kerja dan Gotong Royong.
Tujuan dari Revolusi Mental :
1. Mengubah cara pandang, pola pikir, sikap, perilaku dan cara kerja, yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan sehingga Indonesia menjadi bangsa besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
2. Membangkitkan kesadaraan dan membangun sikap optimistik dalam menatap masa depan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan besar untuk berprestasi tinggi, produktif dan berpotensi menjadi bangsa maju dan modern dengan pondasi tiga pilar Trisakti.
3. Mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian yang kuat melalui pembentukan manusia Indonesia baru yang unggul.
8 Prinsip Revolusi Mental
1. Berfokus pada Gerakan Sosial untuk mendorong kemajuan Indonesia
2. Ada tekad politik untuk menjamin kesungguhan pemerintah
3. Harus bersifat lintas-sektoral.
4. Kolaborasi antara Pemerintah, masyarakat sipil, sektor privat dan akademisi.
5. Diawali oleh program pemicu untuk mengubah perilaku masyarakat secara konkret dan cepat.
6. Desain program harus friendly, populer, menjadi bagian dari gaya hidup, dan sistematik-holistik.
7. Nilai-nilai yang dikembangkan bertujuan mengatur kehidupan sosial (moralitas publik), dan bukan mengatur moralitas privat.
8. Dampaknya dapat diukur.
Tiga Nilai Utama Revolusi Mental
1. Integritas : Jujur, Dapat dipercaya, Berkarakter, Bertanggungjawab, dan konsisten
Integritas dapat diartikan sebagai kesesuaian antara apa yang dikatakan dengan apa yang diperbuat, berkata dan berlaku jujur, dapat dipercaya, berpegang teguh dengan prinsip-prinsip kebenaran, moral dan etika.
2. Etos Kerja : Etos Kerja, Daya Saing, Optimis, Inovatif dan Produktif
Etos kerja dapat diartikan sebagai sebuah sikap yang berorientasi pada hasil yang terbaik, semangat tinggi dalam bersaing, optimis, dan selalu mencari cara-cara yang produktif dan inovatif.
3. Gotong Royong : Kerjasama, Solidaritas,Tolong menolong, Peka, Komunal dan Berorientasi pada kemaslahatan.
Gotong Royong dapat diartikan sebagai sebuah keyakinan mengenai pentingnya melakukan kegiatan secara bersama-sama dan bersifat sukarela supaya kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan cepat, efektif, dan efisien.
Dari mana kita memulai Revolusi Mental ?
1. Diri Sendiri
2. Keluarga
3. Lingkungan (Masyarakat, Sekolah, Organisasi, dan Lembaga / Institusi Negara
Siapa Saja Pelaku Gerakan Revolusi Mental ?
1. Pemerintah
Contoh Kegiatan Revolusi Mental :
1. Reformasi Birokrasi
2. Pelayanan Satu Atap
3. Transparansi Anggaran
4. Pelayanan SOP Pelayanan publik di seluruh Indonesia
5. Program monitoring : Perencanaan, Implementasi, dan Laporan Program di Kementrian
6. Membuat portal pengaduan Masyarakat Atas Pelayanan Publik
7. Gerakan Displin waktu kerja
8. Pendidikan karakter di sekolah-sekolah
2. Swasta
Contoh Kegiatan Revolusi Mental :
1. Program Inkubasi Bisnis
2. Penguatan Kemitraan Pengusaha Kecil, Menengah dan Besar
3. Insentif Bagi Produk Lokal yang Inovatif
4. Kolaborasi Pengusaha dan Pemerintah Menyelenggarankan “Indonesia Bazaar” di Luar Negeri
3. Masyarakat
Contoh Kegiatan Revolusi Mental :
1. Gerakan Taat Hukum
2. Gerakan Hidup Bersih
3. Gerakan Peduli Lingkungan
4. Gerakan Tertib Lalu Lintas
5. Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat, Film Pendek, Happening Arts Tentang Revolusi
Mental
6. Gerakan Partai Politik Bersih
7. Komunitas Kreatif
8. Menciptakan “Pulau Integritas” di Lingkungan RT, RW, Komunitas, Ormas, dan Orpol.