Happy Holiday Picnic – Denpasar Day 2
Malam di legian bali semakin larut semakin marak, namun saya hanya memilih melihatnya dari kejauhan di lantai atas amaris legian, menonton setiap orang masih berlalu lalang di jalan padma legian dan sekitarnya. Setelah itu, saya kembali ke kamar dan menonton televisi padahal kalau di rumah saya ga pernah nonton acara televisi entah rasanya tak ada yang layal buat di tonton. Seperti malam itu saya rasa saya yang ditonton televisi yang menyala, karena saya sibuk browsing dengan wifi di HP. Saya tidak berencana kemana-mana pada awalnya, untuk hari kedua di bali, namun hasrat untuk melihat bali lebih dalam tidak terbendung, lalu saya mulai browsing dan mencari sesuatu yang bisa saya kerjakan esok hari. Oh ya sebelum berangkat ke bali memang saya sempat menghubungi beberapa travel agency untuk trip ke bali ini, namun tidak ada paket tanah lot – ubud seperti yang saya ingin, hehe menurut beberapa agent perjalan arah keduanya berlawanan sehingga untuk kedua tempat tersebut dipisahkan dalam paket berbeda. Bersyukur saya mengenal mas hendry malam itu melalui browsing, saya dibantu untuk bisa mendapatkan apa yang saya ingin kunjungi, bersyukur pula tanpa saya menawar harga nya juga lebih murah dibanding dengan yang lainnya. Akhirnya malam itu saya putuskan untuk mantaph melihat ubud dan tanah lot.
Ke esokan harinya setelah sarapan pagi, saya memilih untuk menunggu di dalam kamar, karena kala pagi hari legian sangat sepi, berbanding terbalik dengan suasana hingar bingar tadi malam.
Jam 09.00 tepat driver sudah menunggu saya, dan ssaya bergegas turun dan memulai perjalanan hari ke dua ini. Wow… tak disangka, perjalan ini sungguh diluar apa yang saya bayangkan sebelumnya, dan banyak hal yang saya tau dari mas shifa, driver yang mengantar saya berjalan-jalan hari itu.
Perhentian pertama saya, sebelum masuk ke daerah ubud, adalah ucsilver. Disini kita dapat melihat berbagai macam perhiasan dari perak, dan berbagai macam batu yang berlisensi semua lhooo… namun sayang di dalam galery saya tidak boleh berphoto dengan macam-macam perhiasan tersebut. Hampir semuanya memiliki design yang unik dan warna batu yang menarik, bahkan ada 1 satu yang menurut saya itu cocok buat saya, dan saya suka. Menurut mb silvi yang mengantar saya berkeliling dalam galery ucsilver tersebut, perhiasan disini walau unik dan bagus namun terkadang jika dipakai oleh seseorang belum tentu lho menjadi indah seperti saat perhiasan tersebut ada dalam galery. Maksudnya walo perhiasan tersebut indah dan unik, belum tentu perhiasan itu cocok untuk kita pakai, jadi pilihlah dengan seksama. Hampir saya membelinya denga harga 650.000 namun itu berlebihan, rasanya saya tidak membawa cukup untuk senilai liontin moonstone semi proses tersebut. Warna nya begitu pas ketika saya kenakan dalam kalung saya. Namun saya tidak jadi membelinya, mungkin jika berjodoh saya akan memilikinya dalam kesempatan lain, begitu pesan saya ke mb silvi, dan saya sudah menyimpan kontaknya sebelum saya pergi meninggalkan galery dan melihat proses pembuatannya.
Di ucsilver , selain kita melihat galery nya, kita juga dapat melihat proses pembuatan perhiasan tersebut mulai dari batangan sampai menjadi perhiasan yang siap disajikan dalam galery.
Kalau dijogja ada central kerajinan perak di daerah kotagede, namun menurut saya perak di ucsilver dan perak di daerah kotagede berbeda, dari bahan peraknya sampai design perhiasannya juga berbeda karakter. Menurut saya design di ucsilver lebih bervariasi dan berani, untuk golongan menengah ke atas. Namun untuk perak kotagede, begitu sederhana namun terlihat tangguh, untuk menengah kebawah.
Setelah puas berjalan-jalan dan melihat semua prosesnya saya melanjutkan perjalanan. Dan saya kembali ditawarkan untuk melihat proses batik tulis bali. Kali ini, yang saya pikirkan adalah memang di jogja saya pernah melihat prosesnya, namun saya yakin ada sesuatu yang berbeda. Benar sekali, menurut saya batik tulis jogja dan batik tulis bali sungguh berbeda, prosesnya sih sama yaa, ada malam dan cathing. Namun menurut saya, dalam menggambar batik, batik tulis bali lebih bebas dalam melakukan design gambar, sedangkan batik tulis jogja lebih menggunakan design batik, untuk warnanya juga lebih berwarna batik tulis bali. Namun menurut saya batik tulis bali tidak bisa dikatakan “batik” hehehe lebih batik jogja kalii yaa… semua tergantung selera masing-masing mau suka batik bali, batik jogja, atau batik pekalongan.
Selanjutnya perjalanan menuju ubud, kabupaten gianyar. Sepanjang perjalanan banyak sekali centra kerajinan, namun saya memilih untuk lanjut saja, sambil bercerita tentang apapun.
Dalam perjalan saya juga melihat anak-anak SD – SMP yang baru pulang sekolah, uniknya saya melihat anak-anak perempuannya semua dikepang 2 atau di ikat ekor kuda 2. Hahaha… saya baru tau ternyata, memang semua perempuan bali untuk SD – SMP rambut mereka harus di ikat 2, mau di kepang atau ekor kuda terserah. Kalau saya browsing dalam google sih katanya dulu untuk memberantas kutu rambut, namun massih berkelanjutan sampai di era jaman ini. Sungguh yaa, ga disangka jaman sekarang yang kebanyakan perempuan malah memilih untuk berpotong pendek yang simple saja, namun di bali diwajibkan berambut panjang. Lihat saja para gadis bali, mereka juga lebih banyak memiliki rambut panjang, ya iyalah kalau upacara supaya bisa di konde. Rambut seperti saya mana bisa di konde, hehehe…
Sepanjang perjalanan saya juga banyak bertanya mengenai beberapa atribut yang hampir di sepanjang jalan itu ada, saya berpikir ini semacam ada upacara ya, tapi kenapa atributnya berbeda. Lalu driver menjelaskan ke saya, bahwa itu memang pertanda ada upacara. Upacara di bali ada banyak sekali..
Saya bersyukur, karena hari itu menurut orang bali adalah hari baik, dimana semua orang bali bisa melaksanakan upacara. Saya menjumpai beberapa upacara terkenal, seperti Upacara Ngaben, Upacara pernikahan. Unik sekali, saya sempat berhenti namun hanya menyaksikan dari kejauhan karena ada beberapa rombongan wisatawan mancanegara yang juga ingin menyaksikannya.
Sampailah didaerah ubud, dan saya diajak untuk mengunjungi sebuah galery lukisan. Wow.. ini indah sekali, saya sangat menikmati berbagai macam lukisan disana, sudah lama rasanya saya tidak melihat hasil karya seni, walau di jogja sebenarnya banyak pameran seni juga namun entah rasanya waktu untuk melihatnya tidak ada. Dan baru kesampaian saat saya berkunjung dibali ini. Thanks god memberikan saya banyak warna, dan bersyukur selalu buat apa yang boleh saya lalui hari itu. Saya tidak tau persis memang tentang seni, namun setiap kali melihat hasil karya seni, saya sungguh terkagum oleh setiap goresan warnanya, bahkan pikiran saya melayang akan lukisan Tuhan yang begitu luar biasa dalam setiap kehidupan kita, dan sungguh yaa saya lebih terkagum lagi oleh Nya, bagaimana tidak, ada berapa banyak manusia di dunia ini, dann… Tuhan itu melukisnya begitu unik dalam setiap kehidupan masing-masing manusianya. Warna nya yang bermacam-macam, namun terkadang kita sendiri yang ingin mencampurnya dengan warna yang lain, sehingga keluar dari rancangan Tuhan namun Tuhan begitu baiknya, lukisan yang dibuatNya untuk kita boleh DIA bersihkan kembali dan melukiskan ulang untuk kita.
Sungguh menyambut jumat agung dan paskah yang luar biasa menurut saya, liburan kali ini ga sekedar liburan, namun Tuhan menyampaikan pesan melalui setiap apa yang saya lihat dan saya jumpai.
Lagi lagi saya merasa bersyukur, karena mas shifa mengajak saya untuk mengunjungi tampak siring, yang ini diluar agenda visit saya, hmm… luar biasanya sampai di tempat ini, saya ga berhenti takjub dengan yang dibuat oleh manusia, belum selesai itu saya tak henti-henti nya takjub dengan apa yang Tuhan ciptakan, indahnya mata air sumber dari segala keindahan yang manusia ciptakan ini. Saya baru tau, kalau air suci yang ada diseluruh denpasar itu bersumber dari mata air disini. Manusia menciptakan sebuah sitem yang dapat mengalirkan air tersebut keseluruh denpasar. Wow…. ini hebat, namun yang jauh lebih hebat dan membuat saya merinding adalah mata air yang Tuhan ciptakan untuk mereka semua ini. Diluar nalar manusia tentunya, saya bersyukur setiap hal yang boleh saya lihat dan alami selalu mengingatkan saya akan betapa saya ingin mengenal Mu Tuhan, betapa engkau baik buat kami manusia.
Dari tempat ini saya juga dapat melihat istana presiden yang sampai sekarang masih aktif digunakan jika ada kunjungan kenegaraan.
Saya juga menyempatkan memberi makan ke ikan-ikan yang ada dikolam, karena dimana saya berdiri ikan-ikan ini mengikuti saya, mereka mengira saya membawa makanan, lalu saya membeli makanan dan membagikan ke ikan-ikan itu, mereka berkerumun saling berebut, tentu saja ikan yang paling besar lebih bisa makan dengan cepat karena body besar nya bisa menerjang ikan-ikan yag kecil, lalu saya lempar makanan kebagia ikan-ikan yang kecil merasa kasian saja karena mereka ga pernah kebagian. Entah apalagi pesan yang saya dapat dari hal tersebut, sepertinya Tuhan sedang berbicara banyak. Saya merasakan, sebagai orang yang besar yang sudah mapan yang sudah bisa dikatakan memiliki segalanya seharusnya tau persis bagaimana harus berbagi terutama berbagi kepada mereka yang lemah dan jauh lebih membutuhkan. Namun kenyataan di dunia ini berbeda, mereka yang sudah jauh lebih dari cukup pun masih merasa kurang dan malah semakin rakus. Sebagai orang percaya, menyikapi hal ini harus mengimani bahwa Tuhan tidak sekalipun membiarkan setiap kita kekurangan, Dia selalu mencukupkan kehidupan kita. Walau apapun keadaan kita, jangan pernah kawatir karena masa depan itu sungguh ada. Thanks God begitu banya hal yang Kau sampaikan dan menguatkanku.
Setelah itu saya diantarkan untuk makan siang, saya memilih bebek bengil. Selama perjalanan saya sangat menikmati kedamaian dan sejuknya udara ubud.
Saya makan bebek bengil dan habis 2 piring nasi, haha saya memang suka makan tapi saya tidak terlalu suka ngemil, sehingga yaa nampaklah kalau 2 piring nasi saya habis tak bersisa. Saya ngemil hanya disaat tertentu dikala perut saya sudah lapar pada jam nya namun belum ada makanan sedikit pun. Ketika itu cemilan sangat membantu saya sesaat, buat “ganjel perut”. Hahaha… bukan camilannya ditaruh di perut buat ganjal.
Saya ingin menikmati senja di tanah lot, oleh karena itu tepat jam 3 sore kami melanjutkan perjalanan, sempat kami hampir terjebak macet, bersyukur mas shifa yang mengantar saya tau betul dimana harus berputar arah, sehingga perjalanan kami kembali lancar.
Yuhuuu…. tanah lot, wow indah sekali ga seperti dalam gambar, dan kebersihannya tetap terjaga. Saya menunggu senja dengan berkeliling dari satu sudut ke sudut yang lain, dan menikmati udara laut sore itu. Sesekali saya berpose dan mengabadikan apa yang saya lihat, namun hasrat untuk menikmatinya secara langsung lebih besar, sehingga photo yang saya ambil tidak banyak.
Senja dari sudut yang lain, meski sempat mendung namun saya bersyukur hari kedua ini saya benar-benar tak pernah bisa berhenti untuk melihat kuasaNya meciptakan alam semesta ini. Dan tugas massing-masing kita untuk menjaganya dengan bijaksana, terutama supaya kelestarian dan keindahan nya tetap terjaga, sehingga dapat dinikmati oleh generasi kita selanjutnya. Salut untuk para pekerja yang konsen dalam melestarikan alam ini terutama mereka yang selalu membersihkan sampah dan kotoran yang ada.
Senja yang membuat saya seperti mandi sauna sore itu membuat saya selalu ingin kembali lagi ke pulau ini, kelak suatu saat saya pasti akan kembali.
Perjalan terakhir sudah mulai larut dan berasa sekali lelahnya, saya sempatkan untuk membeli oleh-oleh untuk kawan-kawan saya di jogja. Meski ga banyak namun saya ingin membagi dengan cara ini. Meski beberapa item juga mudah sekali didapat di jogja namun saya tetap ingin membelinya untuk beberapa kawan saya. Semoga apa yang saya rasakan dan pengalaman saya ini membuat yang lain ingin mencoba pengalaman ini yaa… masih banyak hal yang sebenarnya bisa dilakukan namun sepertinya lain waktu saja yaa…
Sampai di hotel saya bersih-bersih badan, dan saya sempatkan untuk sekali lagi mengucapkan terimakasih untuk mas hendry dan mas shifa yang membuat perjalanan saya sungguh menyenangkan. Lalu saya packing perlengkapan saya, karena pagi-pagi saya harus berangkat ke bandara untuk kembali ke jogja.
Ini pengalaman jalan-jalan saya selama di bali, pulang pergi sendirian, tapi ternyata saya tidak pernah sendirian, karena banyak orang disekeliling saya dan mereka sangat baik dan menjadi pelengkap dalam setiap langkah saya.
Sampai jumpa dalam perjalanan yang lain …