Awalnya aku tak pernah ingin membuka hatiku untuknya. Entah mengapa, dirinya begitu keras menerjang, menerobos masuk hatiku yang mengeras karena pernah kehilangan. Dirinya gantikan mu yang entah ada dimana sekarang. Aku tak bermaksud membandingkanmu tapi aku hanya ingin kau tahu, hatiku begitu rapuh sulit untuk pulih dan dia mampu menyusunnya kala itu. Meski aku tahu dia bukan untukku, setidaknya aku mampu berdiri diatas puing-puing hati yang rapuh. Gelombang dan arusnya tak pernah tenang, selalu ada ombak yang menghantam, sering kupatahkan segala manis ucapannya untuk ku, namun dia tak berhenti menerjang. Dan aku kalah… dia mampu memporak porandakan duniaku yang hampa dengan warna. Mengisi kekosongan jiwa dengan irama indahnya, sekali lagi meski aku tahu dia bukan untuk ku. Lantas apa yang aku jalani bersamanya? Cinta.
Cinta tak pernah berpihak karena, Cinta bebas berada dimana dengan siapa dan apa, tak ada penghalang apapun namanya. Namun Cinta ini akan menjadi cinta yang abadi, lantaran dirinya pergi meninggalkan aku dalam relung sepi. Tak ada siapapun kecuali aku, karena aku tak bisa lagi berbagi. Kehilangan kali ini karena aku tahu, dia yang datang lalu pergi, telah mencuri hatiku tak bersisa, hingga aku tak tahu lagi bagaimana aku bisa mengambilnya kembali untuk aku pasangkan dalam relung yang lain. Sungguh, aku tak tahu kemana dia membawa hatiku, tanpa pesan, tanpa makna. Tolong kembali dan hancurkan saja, aku akan menyusunnya kembali. Jangan kau bawa hatiku lantas menghilang, karena aku tak lagi bisa menemukan.