Kemarin lusa, tepatnya hari Jumat hingga hari minggu aku mengikuti kegiatan kemah yang diadakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Yogyakarta. Lebih tepatnya aku membantu kegiatan tersebut untuk sesi jelajah alam yang dilakukan pada hari ke dua. Meski demikian aku bersama tim mengikuti semua rangkaian kegiatan. Kegiatan Kemah Saka Kalpataru ini rutin diadakan setiap tahunnya. Tahun 2019 ini mengambil tema Keanekaragaman Hayati. Peserta merupakan siswa SMA dan SMK se kota Yogyakarta. Tahun ini diikuti 27 sekolahan dengan jumlah hampir 200 peserta. Aku lebih banyak mengamati dan membantu seperlunya, di luar kegiatan yang memang menjadi tugasku. Semua kegiatan disiapkan oleh siswa-siswi yang aktif dalam kegiatan pramuka.
Hari pertama tak begitu lancar dalam ketepatan waktu. Pada saat breafing dan evaluasi hari pertama aku mendengar juga melihat panitia begitu kelelahan dan tak sedikit yang mengeluarkan keluh kesah. Namun aku dapat memaklumi karena panitia merupakan perwakilan dari sekolah-sekolah yang mengikuti kegiatan tersebut, sehingga perlu waktu untuk dapat bersinergi dengan perbedaan karakter dan tentunya kebiasaan satu sama lain yang berbeda saat berada dalam satu kepanitiaan.
Mendampingi anak muda seusia mereka memang tidaklah mudah, namun mereka adalah aset terbesar yang dimiliki Bangsa ini. Mereka generasi-generasi yang akan mewarisi banyak hal yang ada di Negeri ini.
Hari kedua jauh lebih baik dari sebelumnya. Apalagi saat jelajah alam, seluruh peserta begitu semangat dan antusias meneriakan yel-yel dan seruan semangat mereka. Sambil menjelajah alam, mereka juga wajib mengenali keanekaragaman hayati disepanjang perjalanan. Mereka wajib mengenali tanda-tanda disekitar sebagai penunjuk jalan. Kami menyematkan tali sebagi petunjuk, satu tangkai untuk lurus, dua tangkai untuk belok kanan, dan tiga tangkai untuk belok kiri. Meski demikian, ada juga yang tersesat tak melihat di mana letak petunjuk arahnya. Aku bersama tim juga menyiapkan beberapa pos untuk para peserta bermain, menguji kekompakan dan seberapa bisa mereka menyelesaikan setiap masalah.
Hari ketiga saatnya mereka berkemas dan pulang. Banyak hal yang sudah mereka dapatkan selama kemah saka kalpataru. Mereka adalah agen perubahan untuk lingkungan. Mulai peka terhadap sampah yang ada di sekitar. Aku berharap mereka tidak sekadar mengikuti kegiatan ini karena kewajiban dari sekolah, namun setiap materi yang mereka terima dapat tumbuh dalam kehidupan mereka pribadi. Sehingga kesadaran terhadap lingkungan ini menjadi nyata, bukan hanya sekadar materi yang diterima. Salam lestari. Salam konservasi.