Sejak kecil aku suka membaca, namun entah kegemaranku itu memudar apalagi ketika aku mulai sibuk bekerja. Hanya beberapa buku saja yang mampu aku selesaikan dalam satu tahun. Sungguh kegemaran yang memudar. Namun, sejak tahun lalu aku mulai melahap berbagai macam buku. Apa sajalah yang penting baca. Hingga akhir tahun lalu saat aku kembali ke Kota Yogyakarta aku memiliki agenda rutin tiap minggu untuk mengunjungi perpustakaan daerah, grhatama pustaka. Ketika aku tak memiliki koleksi buku untuk aku baca, ke sana aku pergi. Seperti biasa, aku tak punya target khusus membaca buku apa. Aku hanya mengikuti naluri saat aku mencari buku yang hendak aku baca. Begitulah aku memulai kembali membaca. Menggemari buku-buku yang ada dihadapanku.
Membaca buku ternyata menjadi keasyikan tersendiri. Banyak hal yang akhirnya aku dapatkan dengan membaca. Salah satunya melatih kemampuan otak untuk berpikir. Saat membaca pikiranku mulai melayang ke mana saja. Kadang aku tak percaya dengan apa yang aku baca hingga aku harus memikirkannya, mencaritahu.
Membaca membuatku mengetahui banyak hal, yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya olehku. Membaca mengajariku untuk terbuka menerima segala macam informasi, lalu mengolahnya, memilahnya. Kalau banyak hal dapat kulatih dengan membaca, lantas kenapa aku harus berhenti membaca?
Hari ini, satu buku selesai aku baca. Tak pernah ada kata “cuma” buku fiksi kok, atau “cuma” buku yang ditulis bersama kok. Bagiku, membaca setiap kata yang tertulis memberikan energi tersendiri, sehingga aku tak pernah menganggap “cuma-cuma” untuk setiap buku yang aku baca. Siapapun penulisnya, genre buku apa, selagi naluriku berkata untuk “kau baca saja” aku akan terus membacanya.
Jadi, buku apa yang hendak aku baca hari ini? Buku yang mengajak aku untuk berpetualang menjelajah ruang imajinasi.