Awalnya karena rekomendasi dari teman aja sih nontonnya, kurang begitu suka dengan film yang sadisnya kelewat banget, suka action tapi yang wajar aja ngeliat darahnya. Antara mau udahan sama penasaran, sewaktu di awal udah diliatin adegan pukul memukul dengan sadisnya. Entah apa yang merasukiku untuk akhirnya terus nonton sampai selesai. Aku cuma mau bilang kalau kalian takut darah, enggak tegaan, jangan maksa buat nonton yaa. Ini film sadis banget, aku nonton sambil ngerjakan tugas. Jadi setiap kali mulai adegan sadisnya aku lepas headset dan ga ngeliatin secara langsung, jadi liatnya samar-samar atau sambil lalu, enggak tegaan tapi dalam benak aku saat nonton sudah tersetting bahwa ini film bukan beneran itu cuma adegan tapi aduh kenapa seolah nyata yaa, hehehee…
Film yang bermula dari sebuah dendam membara, ingat bahwa ada tertulis jangan biarkan amarahmu menyala hingga fajar terbenam, maksudnya kalau kita marah dan kesal ya udah jangan disimpan nanti bisa jadi dendam dan akibat dari dendam bisa menimbulkan sesuatu yang lebih murka, ga akan ada selesainya. Apalagi dendamnya sama seorang psikopat, tahukan apa itu psikopat. Nah sepanjang film I Saw The Devil aku malah sedang bertanya-tanya sebenarnya siapakah yang psikopat, Menurutku si pembuat film keren banget, nah dia berhasil menghidupkan tokoh yang baik-baik saja menjadi seorang monster yang menyeramkan seramnya melebihi psikopat itu sendiri.
So dari cerita film I Saw The Devil aku sih belajar memaknai bahwa dalam kehidupan enggak usah terlalu menanggapi serius orang-orang yang sengaja memancing emosi kita. Jadi selama masih jadi manusia aku yakin masih ada batas sabarnya, nah kalau kita merasa enggak bisa mendingan menjauh saja. Selain itu, aku juga belajar dalam hidup ada orang-orang yang begitu membahayakan juga, nah udahlah ga usah berurusan dengan mereka, sewajarnya saja, iya in saja. Aku juga mempercayai kalau setiap manusia memiliki sisi monster dalam dirinya, ada yang nampak begitu jelas, ada yang samar, ada pula yang tidak terlihat. Namun kesemuanya itu berpotensi untuk menjadi ganas dan liar kalau suatu ketika tersentuh tersentil dan kita enggak bisa menggendalikan. Karenanya penting untuk mengetahui setiap kelemahan dalam diri dan bagaimana treatmentnya,
Filmnya sadis dan berdarah-darah, aku ga ceritakan karena bisa mual-mual, kalau emang ga kuat buat ngeliat ga usah dipaksa, tapi pesan yang disampaikan begitu keren dan sangat jadi reminder untuk diri sendiri sih. Sekali lagi aku mereview film bukan untuk spoiler namun lebih menuliskan pesan apa yang aku bisa dapetin setelah nonton sebuah film. Karena bagiku nonton film adalah salah satu caraku untuk merefleksi, juga connecting with God.