Review Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

Judul : Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
Genre : Drama
Tahun : 2020

Aku kira ini film untuk keluarga terutama untuk anak-anak. Ternyata setelah aku nonton film ini, film NKCTHI cocok buat segala usia. Bahkan buat orang Dewasa yang kadang masih sering salah paham karena komunikasi.

Oke jadi Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, mengisahkan sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan tiga anaknya bernama Angkasa, Aurora dan Awan. Alur film ini maju – mundur, sesekali kita akan disajikan masa silam untuk mengetahui benang merah dari kisah yang ingin disampaikan. Ini sangat membantu. Menurutku meski penggalan kisah masa lalu hanya sepotong-sepotong justru ini yang membuat kita bakal penasaran bagaimana kisah yang sesungguhnya.

Dari awal kisah ini sudah menyajikan konflik dimana Awan gagal dalam menyajikan maket yang diminta oleh Pak Anton atasannya. Kegagalannya karena sikap Awan yang tidak patuh dan tunduk sesuai arahan.
Oya, Angkasa adalah anak pertama yang tugasnya menjaga adik-adiknya sejak Angkasa berusia 6 thn. Sebagai anak pertama Angkasa mendapat didikan Ayah untuk bertanggungjawab penuh terhadap segala hal tentang adik-adiknya. Sehingga fokus hidupnya yang utama untuk adik-adiknya hingga mengesampingkan kehidupan pribadinya.
Aurora adalah anak tengah, anak ke dua. Sebagai anak ke dua, Aurora seperti terlupakan karena semua hal tertuju sama si bungsu Awan. Kesannya Aurora tidak pernah dianggap dalam keluarga.
Awan, anak bungsu. Semua perhatian tertuju padanya, hingga Awan bekerja pun masih diantar jemput Kakaknya Angkasa. Segala keputusan untuk Awan harus ada campur tangan Ayahnya.
Di akhir cerita nanti kita akan tahu semua yang dilakukan Ayah hanya semata untuk menjaga anak-anaknya, namun konflik begitu pelik terjadi hanya karena komunikasi yang tidak seutuhnya terbuka. Ada hal yang disembunyikan sekian lama hingga membuat suasana dalam keluarga terkesan baik-baik saja namun meledak pada titik tertentu, tepatnya saat Awan mulai mengenal Kale yang adalah teman dari Angkasa.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali menghadapi masalah yang terjadi. Awal dari sebuah masalah sebenarnya ada dalam komunikasi kita. Terkadang apa yang disampaikan tidak diterima sebaik maksud dan tujuan penyampai, terkadang pikiran dan asumsi yang mendominasi karena tidak ada keterbukaan. Komunikasi saja tidak cukup kalau tidak disertai keterbukaan, kejujuran.

Banyak ungkapan yang positif dalam film ini. Aku secara pribadi banyak sekali mendapatkan pelajaran. Mungkin kita berpikir ah ini kan hanya terjadi dalam film saja, namun realitanya pasti berbeda jauh. Boleh saja beranggapan seperti itu, namun bagiku belajar tak hanya dari apa yang kita alami, namun juga dari pesan yang disampaikan dalam setiap adegan dalam film ini. Banyak hal yang aku tahu merasa lengkap, kadang aku merasa menjadi Angkasa, kadang aku juga diposisi Aurora. Jadi buat kalian yang merasa sebagai anak pertama dan punya banyak beban dan tanggungjawab seperti Angkasa. Atau kalian yang merasa menjadi anak tengah yang ga pernah dianggap ada, yang sering terabaikan dalam segala hal. Atau kalian merasa sebagai anak bungsu yang selalu diatur kehidupannya, seolah harus menuruti semua kemauan Ayah. Coba nonton film ini. Bagusnya lagi nonton bareng sekeluarga. Jadi kalau ada permasalahan yang sekiranya masih menjadi rahasia, selesai nonton film ini kalian bisa coba untuk bicara dari hati ke hati, satu dengan yang lain.
Buat kalian Ayah dan Ibu, film ini juga jadi contoh bagaimana keterbukaan dan komunikasi dalam keluarga itu harus tetap ada. Bagaimana tidak membedakan anak pertama, kedua hingga anak bungsu, bagaimana bersikap supaya mereka mendapat kasih yang sama.

Hubungan yang baik dimulai dari Keluarga. Love Home.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.